Teman yang Baik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.
[Hadits hasan, riwayat Tirmidzi (no. 2387), Ahmad (no. 8212), dan Abu Dawud (no. 4833), Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib]
Maka dalam pergaulan kita harus pandai-pandai dalam memilih teman yang baik, shalih/shalihah, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, dan menunjukan kebaikan. Karena bergaul dengan orang-orang shalih/shalihah akan menjadikannya sebagai teman yang selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. Maka kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah laku. Seperti ungkapan:
Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada temannya. karena setiap orang mengikuti temannya
‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati..’
Rasulullah bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih/shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”.
(Riwayat Bukhari, kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026)
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
  • Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
  • Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
  • Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
  • Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
  • Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
  • Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
  • Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
  • Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
  • Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
  • Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
  • Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
  • Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan;
  • Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat;
  • Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.
Dan Ingatlah bahwa harga mahal yang harus dibayarkan oleh siapa saja yang mengaku cinta karena ALLAH adalah SALING MENASEHATI sebagaimana firman ALLAH dalam surat 103 Al-’Ashr
بسم الله الرحمن الرحيم
  وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh

dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran

dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin pribadi seseorang. Berkawanlah karena Allah untuk mencari ridha-Nya.
Semoga kita bisa mendapatkan sahabat-sahabat yang membawa kebaikan untuk diri kita di dunia dan di akhirat.. Allahumma Amin

sumber 

Alhamdulillah Keluarga Baru :)

Subhanallah, kita harus bersyukur atas kenikmatan yang tak terhingga sampai detik ini. Allah menambahkan personil baru untuk Romansa El-hakim. Dengan kerjasama yang baik antara Kakak Calon Demisioner dengan Alumni, seluruh rangkaian acara pembekalan, pengakrapan sekaligus pelantikan berjalan dengan lancar.
Dan usai sudah pelantikan BPH dan Anggota baru Rohis. Selamat membangun Rohis yang Baru, yang bermanfaat bagi Anggotanya, warga Madrasah dan Sesama Muslim lain serta berguna untuk tanah air tercinta. Semoga ukhuwah kita akan terus terjaga sampai Jannah-Nya yaa :)
Senyum Salam Ceria :)

Rujak Party

Rujak Party? Wah paling ditunggu-tunggu nih. Hmm maksud diadakannya Rujak Party ini untuk mempererat tali silaturrahmi dikalangan Anggota Rohis. Selain itu Makan gratis, juga bisa makin akrab =)

Beginilah keadaan nyata Rujak Party yg diadakan 4 bulan silam. CEKIDOT
Masih Prepare
Selagi Menunggu
Sudah jadi :)
Selamat Makan :D
next

Say No to Galau

“Tanpamu aku galau!” gitu deh kira-kira salah satu bunyi iklan operator selular.

Iklan tersebut kemudian diikuti oleh operator lain, kemudian sekarang jadi tren yang sering kita dengar. Pokoknya kalau udah cemas bakal nemu kondisi yang nggak sesuai dengan harapan… jadi galau deh!
Btw, sebenarnya galau itu apaan sih, Sob? Kalau ngulik kamus bahasa Indonesia sih katanya arti galau itu kacau nggak karuan, Sob.
Wow...sudah sedemikian kacau nggak karuan kah apa yang Sobat hadapi, sampai terucap “aku galau”? Udah gitu, pernah nggak, setelah mengucapkan kata galau tersebut, apa yang kita rasakan justru semakin nggak enak, semakin bete, dan semakin nggak karuan? Nah, itulah yang disebut sebagai sugesti. Coz, emang, kita adalah apa yang kita pikirkan, Sob.
Artinya gini, kalau kita pikirkan diri kita memang dalam keadaan buruk maka keadaan itulah yang akan kita hadapi. Kemudian, tak jarang, kita membuat keadaan yang sebelumnya nggak buruk-buruk amat, jadi buruk beneran. Contoh, karena handphone kamu nggak ada di tas, maka kamu jadi berkata sama teman, “Haduh, galau banget deh, hp-ku nggak ada.”
 Kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalau kita pikirkan diri kita dalam keadaan buruk maka keadaan itulah yang akan kita hadapi...
Seharian kamu jadi sibuk nyari-nyari hp, ketakutan sendiri karena khawatir hp kamu hilang dicuri orang, sampai-sampai apa yang sudah dipersiapkan untuk ulangan hari ini jadi lupa semua. Padahal, setelah keadaan lebih tenang, dalam perjalanan pulang sekolah, kamu baru ingat kalau ternyata hp kamu masih di-charge dibawah meja belajar. Karena kamu berangkat terburu-buru, lupa deh nggak kebawa.
So, itulah yang dinamakan dengan kekuatan pikiran. Kalau kita tersugesti oleh satu pikiran, maka apapun yang kita kerjakan akan membawa kita mendekati keadaan yang kita pikirkan tersebut. Karena itu, sebaiknya pertimbangkan kembali kata “galau” ini untuk jadi kata-kata “yang kamu banget”.
Lebih jauh, kita seringkali menggunakan kata galau untuk menggambarkan situasi yang menggelisahkan. Situasi yang sama sekali nggak kamu harapkan. Cemas, benar nggak sih seperti itu kejadiannya, gimana ya kalau nanti bakal seperti itu, nanti seperti apa ya... dan sebagainya.
Padahal gini lho Sob, Allah SWT yang paling sayang sama kita itu mengingatkan dalam surat yang pasti kita hapal banget, “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Robb-nya manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan setan yang tersembunyi, yang membisikkan kedalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.’” (Qs. An-Nas:1-6)
 ...Setan memang hobi banget membisikkan kegalauan dalam dada kita...
 Artinya, setan itu memang hobi banget membisikkan dalam dada kita keburukan, kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, dan... kegalauan.
Padahal, sebenarnya belum tentu seperti itu keadaannya dan belum tentu seperti itu jadinya. Karena itu, Allah SWT memanggil kita untuk berlindung pada-Nya saja. Berlindung dari segala keburukan yang telah atau akan menimpa.
Rumusnya gini Sobat, apa yang terjadi kemarin telah berlalu dan apa yang terjadi esok hari, hanya Allah Yang Mahatahu. Yang kita jalani dan harus kita upayakan sebaik-baiknya adalah hari ini. Bila kita melakukan kesalahan di hari kemarin, maka hari ini adalah sebaik-baiknya waktu untuk mengambil pelajaran dan memperbaiki kesalahan agar hari ini lebih baik dari kemarin. Hari ini juga adalah sebaik-baiknya waktu untuk mempersiapkan esok hari agar Allah SWT ridha memberikan yang terbaik esok. Seperti apa yang terbaik tersebut, terserah Allah aja. Yang penting kita udah usaha maksimal.
Jadi, nggak usah galau ‘kan?

sumber voa-islam

Kajian Kristologi "Kokohkan diri, Bentengi hati, Islam harga mati"

Acara yang diadakan di Aula MAN YOGYAKARTA 1 tanggal 25, Mei 2012 pukul 13.00 - 17.00 WIB ini dihadiri sekitar 150 orang; diantaranya 80 peserta dari siswa/i MAN YOGYAKARTA 1, 20 peserta perwakilan dari ROHIS SMA/MA/SMK yang telah diundang, 38 panitia, 15 alumni dan demisioner.

Biidznillah, Alhamdulillah Kajian Kristologi periode 2012 berjalan dengan lancar dan sukses. Ini berkat usaha dari teman-teman kelas X yang sudah bersedia mengorbankan jam bermainnya untuk ikut rapat, juga tak mengurangi rasa hormat terimakasih untuk para Alumni dan Demisioner yang telah membimbing kita. Tak lupa juga BPH kelas XI nya hehe

Buat yang belum tau apa itu Kajian Kristologi, bisa tengok ke postingan sebelumnya yaa klik :D

Panitia bersama Ust. M. Taufiq Hidayat

Rambu-rambu islam dalam bergaul


Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (QS. 24: 30-31).



Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji mata ini agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).



Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami agar terhindar dari fitnah. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman, “…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).



Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).



Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah, “Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31)



Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).



Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).



Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan.Wallahu a’lam.



Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, bekiau bersabda: Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).



Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat. Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).



Tapi nampaknya rambu-rambu pergaulan ini belum sepenuhnya difahami oleh sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Aamiin.

sumber harakatuna

Buka Bersama

Assalamu'alaikum readers, lama tak jumpa alias lama tak ada posting hehe maaf yaa, admin cukup sibuk #curcol
nah, cuma ingin sedikit bercerita tentang buka bersama ramadhan lalu. Rohis MAN YOGYAKARTA 1 mengadakan buka bersama anak-anak panti nih, tempatnya di Panti-asuhan Ibadah Bunda.
Prepare
Sebelum pemberangkatan, kita briefing dahulu di Masjid Al-Hakim
Unai memberi pengarahan :)
Akan berangkat nih, kita jalan kaki loh (jgn lupa baca do'a)
menyebrang kali code *eh
registrasi duyuuu :B
Ini ada pengajian, yang ngisi kak bagus :)
Rois am jejer-jejer
jeng jeng
sebelum berbuka puasa 
mari makan :B
Pemberian kenang-kenangan sekaligus mengakhiri acara kita hari ini :)
gagal narsis wkwk \(´▽`)/
gagal narsis juga
sayonaraaaa, sudah pada sibuk sendiri nih

admin juga pamit yaaa ┐(‘⌣’┐) (┌’⌣’)┌ ┐(‘⌣’┐) (┌’⌣’)┌


Waspada! Ghazwul Fikri (Perang pemikiran)

Seorang wanita guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Sang guru berkata, "Saya punya permainan...

Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, tentu saja murid-murid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya. Namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi sulit.

Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara, untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya.

Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik nilai."Pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialistis dan permisive kini menjadi suatu gaya hidup pilihan, dan lain-lain."

"Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Ibu Guru kepada murid-muridnya. "Paham buu..."
"Baik permainan kedua..." begitu Bu Guru melanjutkan. "Bu Guru punya Qur'an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet?" Nah, nah, nah. Murid-muridnya berpikir keras. Ada yang punya alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya, dan ia ambil Qur'annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya... Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak kalian dengan terang-terangan... Karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah. Preman pun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."

Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup kalian, model pakaian kalian, dan lain-lain, sehingga meskipun kalian muslim, tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kalian... Paham anak-anak?"Paham buu!


copast from https://www.facebook.com/note.php?note_id=209201121156

Kajian Kristologi

Udah lama nggak posting, maaf ya admin lagi sibuk habis UTS.
Mau cerita nih, tentang salah satu dari sekian banyak event. Seperti judul di atas KAJIAN KRISTOLOGI, kita sering menyebutnya kalogi. Kalogi ini termasuk dari Progam Kerja Rohis MAN Yogyakarta 1 periode 2011-2012. Insya Allah akan dilaksanakan bulan Mei besok, doakan lancar yaa teman :)
Ada sedikit kenang-kenangan dari kalogi tahun lalu nih, CEKIDOT --->
DIBALIK LAYAR
Pas lagi Briefing
Rossa dan Dina mempersiapkan registrasi
Sie konsumsi sibuk nih
Ehm testing 
Meja Registrasi, ada mbak Fadurroh nih :)
Bagus nggak ini?
Azzad dan Dika memandu acara
eng ing eng
Kalam Ilahi :)
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Rois'Am
Mendengarkan materi
Dan berikut adalah Ustadz nya :)
Sesi tanya jawab
Evaluasi

Akhiru kalam, wabillahi taufiq wal hidayah 
Wassalamu'alaikum Wr. Wb 

-senyum salam ceria-

BBM

BBM itu bukan istilah dari Bahan bakar minyak ataupun Blackberry messanger, tapi Bersih-bersih Masjid
Nah, acara ini merupakan salah satu dari serangkaian progam kerja Rohis dari div Remas (remaja masjid). Biasanya kita melakukan ini setiap 3minggu-sebulan sekali. Dan sasarannya adalah warga ROMANSA EL-HAKIM.
Tidak banyak bercerita tentang ini, ada kenang2an BBM periode ini
CEKIDOT ---->
Rossa narsis nih :D
Una fighting!
Hesti Imas Narsis :D
Ini yg belum dibersihkan
nah, yang ini yang sudah dibersihkan.

apa bedanya?

kalau kalian cermati baik2, di pagar yang sudah dibersihkan ini, terdapat ketulusan, keikhlasan dan niat baik teman2 kita yang sudah membersihkannya melekat pada tiap senti pagar ini.

terimakasih teman2 yang sudah mau datang BeBeEm pertama periode kita..
temen2 yang lain harus ikut BeBeEm yang selanjutnya, yaa,, =D (note:Nurdina L.Q
)
 kebersamann, dan saling mengenal(tafahum) akan menguatkan kalian untuk berjuang dijalan yang sama, dan menuju satu tujuan yang sama pula.. ayoo pada tetep berjalan bersama2, saling memegang tangan dengan erat, jgn sampai ada yg terlepas, rengkuhlah temen kita..pikullah beban yang ada dipundaknya, saling membantu dan membahu..^_^ (note: Mb Ana)
Mari makan :D
Ini dia TRIO .... apalah

Bersambung

Tawakal Saja Biar Allah yang Menyegerakannya



Artikel Lepas
9/9/2011 | 10 Syawal 1432 H | Hits: 1.413
Oleh: Shita Ismaida


Ilustrasi (Erina Prima)
dakwatuna.com - Ada serumput bahagia menghempas jiwa, ada kesejukan mengalir tenang membasahi hati dalam raga, ada bias-bias cahaya yang terus memancar terang untuk memapah tiap langkah agar dapat berjalan.
Sejenak merenung, ada banyak permohonan yang hampir tak pernah putus terpanjatkan kepadaNya, namun…hingga sekarang belum juga terwujud.
Ada banyak permintaan yang terucap kepadaNya, namun hingga detik ini belum juga terpenuhi.  Mungkin, saya pernah merasakan lidah yang hampir kelu karena terus bermunajat namun belum juga terijabah, atau kelelahan batin yang begitu meletihkan karena doa yang hampir selalu terucapkan, namun belum juga terjawab.
Sungguh, tiap-tiap bait dalam doa yang terucapkan bagi saya itu adalah energi yang membentuk ketahanan kita dalam menghadapi ujian hidup. Ia adalah senjata, karena dengannya kita mendapat bantuan dari yang Maha Kuat.
Ya…kekuatan iman kita justru akan semakin tampak tatkala kita berupaya sekuat tenaga dan terus menerus memanjatkan doa, namun kita belum juga merasakan perubahan.
Kembali teringat akan sebuah kutipan kata yang begitu membekas dan mengena di hati “Iman seorang mukmin akan tampak di saat ia menghadapi ujian. Di saat ia tetap totalitas dalam berdoa tapi ia belum juga melihat pengaruh apapun dari doanya. Ketika, ia tetap tidak merubah keinginan dan harapannya, meski sebab-sebab berputus asa semakin kuat. Itu semua dilakukan karena ia yakin bahwa hanya Allah saja yang paling tahu apa yang lebih maslahat untuk dirinya.”
Hampir sama kondisinya dengan orang yang menaiki gunung tinggi. Ia dianjurkan untuk tidak terlalu sering melemparkan pandangannya ke atas gunung yang harus ia daki, karena bisa memunculkan ketidakpercayaan diri dan membebani langkahnya untuk terus mendaki. Tapi, ketika ia turun dari tempat yang tinggi, ia juga dianjurkan untuk tidak terlalu sering melihat jauh ke bawah. Karena jauhnya daratan yang ia lihat bisa menimbulkan kelemahan pada jiwa.
Adalah suatu kefitrahan bila kita merasa resah atas tiap bait-bait doa yang belum terjawab. Tawakal saja…bila kita tak pernah berhenti berdoa, dalam tiap kesunyian kita terus mengiba dengan penuh harap dan cemas dalam doa.
Bukankah orang-orang yang memohon dan menginginkan doanya segera terkabul, cepat terwujud adalah bukti dari kelemahan iman?
“Sesungguhnya Allah tidak pernah mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
Akhirnya kita masih memiliki sumber kegembiraan sejati yaitu doa yang membuat keimanan kita semakin hari semakin kuat.
Maka sekarang tawakal saja…biar Allah yang menyegerakannya, menyegerakan kita dalam kebaikan yang menghantarkan kita menuju keridhaanNya.
Wallahu’alam Bish Showwab..

Tentang wanita di"OTAK" lelaki

artikel dari kaskus. tp dapetnya diblog senior kita http://moenawiena.blogspot.com

Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi.

Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak.
Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas "Tank Top", noleh ke kiri pemandangan "Pinggul/udel terbuka", menghindar kekanan ada sajian "Celana ketat plus You Can See", balik ke belakang dihadang oleh "Dada indah/montok menantang!"

Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang?
Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang.
Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hatipun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi.
Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk menikmati "aset berharga" yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi.

Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!
Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda
menjawabnya "lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki normal di jaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya...? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah Taala telah berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31).


Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggungjawabkan nantinya di Akhirat. Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan?
So, saudaraku muslimah berjilbablah ... karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk dimata lelaki :). Thread ini kususnya buat ngingetin aku dan kalian sist.. mari kita menuju muslimah yang lebih baik lagi aamiin :) maaf ya kalo kurang berkenan di hati hanya ingin share :)

Kajian Keakhwatan

Acara ini merupakan progam kerja Rohis dari div. keakhwatan. Tentunya anggotanya juga akhwat (baca:perempuan). Nah, div. ini kemarin baru saja merampungkan progam kerjanya, yaitu KAJIAN KEAKHWATAN yang bertemakan "menjadi akhwat sejati".
Oia, kelupaan, sasaran acara ini adalah anak Rohis yang akhwat sekaligus sapa aja yg mau ikut dibolehkan, dengan syarat dia itu akhwat!
Berhubung kemarin hari sabtu, dan seninnya kelas XII ada ujian, kami (baca: kelas X dan XI) dipulangkan pagi-pagi alias jam pelajaran keempat. BERSORAK! YEH
hehe,
disini, kami sempat dibingungkan, acara mau diajukan tdk ya waktunya? lalu ustadzahnya gmn? aulanya dipake apa nggak? ribuan pertanyaan + ketengangan menghatui kami *alay* (yg terakhir ini, terlalu lebay, biasa aja sih, cuma nanya pak KTU dan contact ustadzahnya aje -_-)
balik lagi ke prepare kajian keakhwatan, kita sukses nih mastiin semuanya, tapi sayang, memang tidak bisa lebih pagi (baca:sebelum dzuhur). tak apalah.
Kami briefing terlebih dahulu.
Ba'da dzuhur, ustadzah sudah datang, peserta pun juga datang mesti awalnya hanya sedikit. Acara dimulai. MC: Aya dan Sally :)
Pemateri kali ini beliau adalah seorang mahasiswi yang sekarang sedah menempuh studinya di fakultas kedokteran UGM (mari :O ) dan tenyata beliau jg menjadi mahasiswa terbaik di fakultasnya (WOW beri aplause) namanya kak NANDA
Alhamdulillah juga, pemberian materinya menarik dan para pesertanya dibuat khusu' dengan materi yg disampaikan. KEREN deh pokoknya! Sampai sesi tanya jawab, banyak peserta yang aktif bertanya.
Hingga acara berakhir, dan dilanjutkan dengan evaluasi. KAJIAN KEAKHWATAN tahun ini lancar (re: Alhamdulillah)
Terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi, maaf ini belum ada fotonya.

Hawa Mengenali Adam: Tulang Rusuk Mengenali Siapa Pemiliknya


Artikel Lepas
22/3/2012 | 29 Rabbi al-Thanni 1433 H | Hits: 3.075
Oleh: Lhinblue Alfayruz


“Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Allah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang.  Ia sudah sangat kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi mereka.”

Ilustrasi (blogspot.com)
dakwatuna.com - Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya. Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita di atas. Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.
Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.
Ketika diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti akan saling mencari. Dan dalam pencarian di sini digambarkan secara jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup sendirian?
Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu Adam. Uniknya, di buku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam. Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga?  Tentu Adam sangat membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak ada di sisinya.
Memang agak sedikit berbeda, penggambaran pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus berjalan, beristirahat, berdoa di tengah lelah. Hingga akhirnya di tengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.
Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?
Di sinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’i, bukan sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilainya dari sebuah proses ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan di sana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.
Mari kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang akhwat tak mantap dan ada keraguan di sana. Ta’aruf pun kandas di tengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf, bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.
Qadarullah, sang akhwat dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.
Satu lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat. Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya, mereka menikah.
Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah. Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.
Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:
“Kalau kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil, berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”
(untuk baca lebih lengkapnya bisa klik di sini.  )
Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki), sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.
So, buat para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu, cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalau dia tulang rusukmu atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses ta’aruf.
Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya Allah semua kan indah pada waktunya.
Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di akhirat pula.
“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka…”
Aamiin…

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19099/hawa-mengenali-adam-tulang-rusuk-mengenali-siapa-pemiliknya/#ixzz1pv0lMk26